LANGIT ADALAH ATAPKU. BUMI ADALAH PIJAKANKU. HIDUP ADALAH SAJADAH PANJANG HINGGA AKU MATI.
Senin, 07 November 2016
Stop Violence, Banyak Bahaya Mengancam Perempuan
Betapa banyak di antara kaum perempuan yang tidak menyadari bahaya-bahaya yang bisa mengancam di sekitar kita. Kalau pun ada yang tahu, tidak berusaha menginformasikan dan menyoalisasikannya kepada yang lain. Akibatnya, kekerasan terhadap perempuan semakin sering terjadi, menjadi gunung es yang sulit untuk dipecahkan.
Gathering Serempak yang diselenggarakan 23 Oktober 2016 di Binus FX Sudirman mengajak seratus-an blogger untuk melek dan bahu membahu menyadarkan kaum perempuan dan masyarakat pada umumnya agar tidak tinggal diam terhadap kasus kekerasan yang menimpa perempuan. Hadir sebagai pembicara adalah Maman Suherman, Ani Berta (blogger dan Sekjen Iwita) dan Martha (founder Iwita) serta Ibu perwakilan dari Kementrian Pemberdayaan perempuan dan Anak (KPPA)
Sejak dahulu saya sangat prihatin dengan masalah kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan seksual. Dari tahun-ke tahun kasus kekerasan seksual jumlahnya semakin meningkat pesat. Korban semakin bervariasi, tidak hanya perempuan dewasa, tetapi juga anak-anak dan balita. Hati saya miris jika membaca tentang pedofilia yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Celakanya kasus tersebut baru terungkap setelah jatuh korban puluhan orang.
Menurut Maman Suherman, penulis yang juga blogger kelahiran Sulawesi Selatan, ternyata 69 % pelaku kekerasan seksual adalah orang yang dekat dan dikenal korban. Dalam catatan Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2016 sudah terjadi 321.752 kekerasan seksual terhadap perempuan. Ini berarti setiap 24 jam terjadi 35 peristiwa kekerasan seksual. Jumlah yang sangat tinggi untuk negara berkembang. Herannya, tidak ada suatu upaya apapun untuk mencegah dan menyetop kasus-kasus seperti ini. Perubahan harga sembako lebih diributkan masyarakat daripada masalah kekerasan seksual terhadap perempuan. Padahal, ini menyangkut masa depan korban, yang juga akan memberi pengaruh pada amsa depan bangsa dan negara.
Fakta-fakta di atas membuat kita tidak merasa nyaman. Bayangkan bahwa rumah sendiri, bukan tempat yang aman bagi perempuan. Pelaku kejahatan seksual bisa seorang ayah, seorang kakak, seorang paman atau seorang kakek, yang seharusnya menjadi pelindung bagi keluarga di rumah. Kita harus siap siaga dan waspada selama 24 jam agar dapat menghindarkan diri dari kekerasan seksual. Terutama bagi anak-anak perempuan yang tidak mempunyai daya dan kekuatan untuk melawan.
Betapa mengerikan jika membaca berita-berita kriminal dan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Ada ayah memerkosa anak, ada abang memerkosa adiknya ada kakek memerkosa cucunya dan ada paman memerkosa keponakannya sendiri. Dan yang membuat hati menjadi geram dan marah adalah, sanga istri dan orang lain di dalam rumah tidak berani melaporkan karena takut pada ancaman. Akhirnya pelaku justru semakin leluasa mengumbar nafsu bejatnya.
Peran blogger
Mumpung blogger tengah menjadi fenomena, saatnya turut andil dalam upaya menyelamatkan masa depan bangsa dan negara. Blogger bisa menjadi penggerak perubahan dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat memberikan penyadaran, khususnya kepada kaum perempuan untuk berhati-hati akan bahaya kekerasan seksual yang bisa mengintai dimana pun ia berada.
Ani Berta, blogger dan sekjen Iwita telah menegaskan pentingnya peran blogger dalam menyoalisasikan program pemerintah dan edukasi dalam tulisan-tulisan yang dapat menggugah para pembacanya agar tidak tinggal diam mengenai masalah kekerasan seksual ini. Misalnya dengan memperkenalkan program-program yang telah dicanangkan oleh KPPA.
Selain kekerasan seksual, tak kalah penting adalah persoalan perdagangan manusia/trafickking yang masih saja terjadi hingga sekarang. Perdagangan manusia ini biasanya terjadi di daerah-daerah yang miskin, dimana mereka cepat tergiur dengan lapangan pekerjaan yang dijanjikan oleh oknum tertentu. Kebanyakan kasus, perempuan-perempuan dibawa ke kota-kota besar, atau ke negara tetangga untuk dijadikan PSK (pekerja seks komersial). namun ada juga yang dijebak dalam industri pariwisata seks dan pedofilia antar negara. Sangat mengerikan bukan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar