Ngomong-ngomong soal becak, tidak hanya ada di
Indonesia atau kawasan Asia Timur. Di negeri Ottoman yang semula tidak
memiliki becak, kini sudah dilengkapi dengan kendaraan sejenis itu. Tapi
yang jelas, penampakan becak ala Turki beda banget dengan becak ala
Indonesia. Becak yang digunakan di Turki adalah becak yang cantik, unik
dan menarik.
Kalau dilihat sepintas, bentuknya mirip tuk-tuk di negeri Gajah Putih. Tuk-tuk lebih banyak menyasar ke para wisatawan di Bangkok dan kota-kota wisata lainnya. Namun sebenarnya becak ini lebih mirip lagi dengan helicak yang pernah ada di Jakarta pada tahun 80-an. Helicak menjadi fenomenal saat itu karena menjadi lagu penyanyi cilik Chicha Koeswoyo.
Penggunaan becak di Turki memang merupakan hal baru, karena dikaitkan dengan kesadaran akan perubahan iklim yang sangat ekstrim. Seperti terjadinya pemanasan global, polusi dan meluasnya lubang ozon di langit. Becak dijadikan kendaraan alternatif yang mendukung gerakan cinta alam, karena tidak memakai mesin, tetapi dikayuh seperti sepeda atau becak di Indonesia.
Pertama kali diperlihatkan di provinsi
Kirklaleri, becak ini langsung menyedot perhatian warga setempat dengan
sebutan taksi sepeda. Warnanya memang cukup mencolok, ditambah
bentuknya yang unik. Untuk sementara, belum banyak dioperasikan karena
masih dalam tahap produksi secara besar-besaran. Pengadaan becak ini
ternyata bagian dari proyek bersama Uni Eropa.
Bersama hadirnya becak ini, sekaligus mengkampanyekan gerakan hidup tanpa emisi karbon. Turki menyadari betul pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca. Bagaimana mengajak masyarakat untuk berusaha meminimalisir dampak buruk pemanasan global dan perubahan iklim dengan mengurangi penggunaan emisi.
Menurut rencana, proyek pengadaan
becak ini akan berlangsung selama setahun penuh. Proyek senilai 62 ribu
Dolar AS tersebut, masih dibatasi untuk wilayah-wilayah tertentu.
Sebagai pilot project adalah distrik Luleburgaz, provinsi
Kirklaleri. Walikota Luleburgaz, Emin Halebak memperkenalkan becak atau
taksi sepeda ini kepada masyarakat setempat.
Namun lebih dari itu, ada tujuan lain yang lebih mulia daripada sekedar menghadirkan kendaraan baru tanpa emisi. Taksi sepeda atau becak lebih diutamakan untuk penduduk yang perlu mendapat perhatian lebih. Misalnya para lansia, perempuan hamil, kelompok difabel dan anak-anak. jadi, ini adalah kendaraan bagi prioritas bagi mereka agar minim kecelakaan, aman dan nyaman.
Istimewanya, Taksi sepeda ini tidak memungut biaya, atau digratiskan begitu saja untuk kelompok-kelompok penduduk di atas. Lalu bagaimana dengan penghasilan 'tukang becak' alias driver taksi sepeda? Jangan kuatir, mereka mendapat gaji tetap sebagai pegawai dari pemerintah setempat. bahkan mereka diberi pakaian seragam yang apik sehingga terlihat rapi.
Bagaimana jika Taksi Sepeda ini diaplikasikan ke Indonesia? Butuh riset dan pemikiran mendalam. Namun beberapa hal yang patut ditiru adalah, pertama, peruntukannya diutamakan untuk lansia, perempuan hamil, kaum difabel dan anak-anak. Kedua, mereka menjadi karyawan yang mendapatkan penghasilan tetap dari pemerintah. Ketiga, digunakan di provinsi atau wilayah yang memang membutuhkan kendaraan ini.
Kalau dilihat sepintas, bentuknya mirip tuk-tuk di negeri Gajah Putih. Tuk-tuk lebih banyak menyasar ke para wisatawan di Bangkok dan kota-kota wisata lainnya. Namun sebenarnya becak ini lebih mirip lagi dengan helicak yang pernah ada di Jakarta pada tahun 80-an. Helicak menjadi fenomenal saat itu karena menjadi lagu penyanyi cilik Chicha Koeswoyo.
Penggunaan becak di Turki memang merupakan hal baru, karena dikaitkan dengan kesadaran akan perubahan iklim yang sangat ekstrim. Seperti terjadinya pemanasan global, polusi dan meluasnya lubang ozon di langit. Becak dijadikan kendaraan alternatif yang mendukung gerakan cinta alam, karena tidak memakai mesin, tetapi dikayuh seperti sepeda atau becak di Indonesia.
27072551-1584440784926984-3461537509543625107-n-5a76bdc5ab12ae584b215a42.jpg
Bersama hadirnya becak ini, sekaligus mengkampanyekan gerakan hidup tanpa emisi karbon. Turki menyadari betul pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca. Bagaimana mengajak masyarakat untuk berusaha meminimalisir dampak buruk pemanasan global dan perubahan iklim dengan mengurangi penggunaan emisi.
perkenalan 'taksi sepeda' (dok.Anadolu Agency)
Namun lebih dari itu, ada tujuan lain yang lebih mulia daripada sekedar menghadirkan kendaraan baru tanpa emisi. Taksi sepeda atau becak lebih diutamakan untuk penduduk yang perlu mendapat perhatian lebih. Misalnya para lansia, perempuan hamil, kelompok difabel dan anak-anak. jadi, ini adalah kendaraan bagi prioritas bagi mereka agar minim kecelakaan, aman dan nyaman.
Istimewanya, Taksi sepeda ini tidak memungut biaya, atau digratiskan begitu saja untuk kelompok-kelompok penduduk di atas. Lalu bagaimana dengan penghasilan 'tukang becak' alias driver taksi sepeda? Jangan kuatir, mereka mendapat gaji tetap sebagai pegawai dari pemerintah setempat. bahkan mereka diberi pakaian seragam yang apik sehingga terlihat rapi.
Bagaimana jika Taksi Sepeda ini diaplikasikan ke Indonesia? Butuh riset dan pemikiran mendalam. Namun beberapa hal yang patut ditiru adalah, pertama, peruntukannya diutamakan untuk lansia, perempuan hamil, kaum difabel dan anak-anak. Kedua, mereka menjadi karyawan yang mendapatkan penghasilan tetap dari pemerintah. Ketiga, digunakan di provinsi atau wilayah yang memang membutuhkan kendaraan ini.
armada becak/taksi sepeda (dok.Anadolu Agency)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar