Pernahkah ibu-ibu menyadari bahwa anak-anak sekarang sepertinya kurang sopan dan tidak mengenal etika? Mereka menggunakan bahasa yang kasar, kotor dan mencaci maki. Ini bukan sepenuhnya karena salah pergaulan, tetapi justru salah pendidikan di rumah.
Kita harus mengingat, sekolah pertama anak adalah di rumah. Hal ini berarti, orang tua yang bertanggungjawab untuk mendidik anak. Orang tua yang mengajarkan adab dan tata krama yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kian hari kita sulit menemukan anak-anak yang memiliki tata krama. Mungkin karena orang tuanya lalai dalam hal itu, atau mereka sendiri juga tidak mengenal adab. Pola hidup yang bergeser, didominasi oleh gadget sehingga tidak mengetahui tata krama sebagai anggota masyarakat.
Kita, yang lebih melek pendidikan, seyogyanya berusaha agar anak-anak tidak sampai seperti itu. Mari kembalikan anak-anak agar lebih mengenal adab dan tata krama, baik kepada orangtuanya, guru, tetangga, teman-teman dan lingkungan pergaulan lainnya.
Dari sekian banyak adab dan tata krama yang perlu ditanamkan kembali adalah:
1. Mengucapkan kata tolong jika ingin meminta sesuatu. Kata maaf, jika sekiranya mengganggu orang lain. Kata terima kasih jika menerima sesuatu, baik jasa maupun benda. Kemudian kata permisi kalau melewati orang/sekelompok orang.
2. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Terutama jika mau masuk ke dalam rumah. Bahkan jika mau masuk ke kamar orang tua dan saudara, agar mereka tidak kaget atau risih jika sedang dalam keadaan tidak ingin diganggu.
3.Tidak memotong pembicaraan orang lain. Biarkan orang itu menyelesaikan ceritanya, baru kemudian memberikan reaksi atau balasan.
4. Menutup mulut jika bersin atau batuk. Ini berlaku bukan hanya masa pandemi. Apapun batuknya, minimal ada kotoran atau kuman yang terloncat dari mulut.
5. Tidak mengejek atau mengolok-olok orang lain. Sekarang begitu banyak orang yang senang membully. Kita harus mengajarkan agar selalu memandang positif orang lain.
6. Bersikap hormat kepada yang lebih tua. Sudah sering terjadi, anak-anak bersikap kurang ajar kepada orang yang lebih tua. Padahal mereka belum tahu apa-apa.
7. Tidak memotong antrian. Kalau kita membawa anak-anak belanja atau ke suatu tempat yang harus ada antrian, ajarkan kesabaran. Beri penjelasan pentingnya untuk ikut mengantri.
8. Jangan berkata buruk tentang fisik orang lain. Beritahu anak bahwa fisik seseorang adalah ciptaan Tuhan. Kalau mengejek berarti kita menghina Sang Pencipta.
9. Menggunakan bahasa yang sopan dan halus. Betapa sering kita mendengar anak-anak yang berkata kasar, bahkan mengumpat dengan nama-nama binatang. Kita harus memberi contoh dengan menggunakan bahasa yang baik ketika berbicara di depan anak-anak.
10. Mau menawarkan bantuan. Apabila kita melihat ada orang lain yang membutuhkan bantuan, segera tolong dia. Sehingga anak-anak tahu bahwa mereka harus suka menolong orang yang sedang kesulitan.
11. Menghargai orang lain. Jangan pernah membiarkan anak-anak meremehkan orang lain, siapa pun dia.
12. Ajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan di mana pun mereka berada. Saya sering melihat anak-anak yang membuang sampah jajanan sembarangan di jalan, atau bahkan di halaman tetangga.
13. Ajarkan kedermawanan. Tentu saja kita harus memberi contoh. Misalnya dengan sedekah.
14. Ajarkan anak untuk selalu minta izin jika ingin meminjam sesuatu.
15. Beritahu anak agar selalu memberikan pujian kepada orang lain karena berbuat baik atau berprestasi.
16. Ajarkan untuk menyayangi sesama makhluk hidup. Saya melihat anak-anak yang melempari anjing, melempar-lempar kucing dan ada yang terbunuh. Ini karena orang tuanya juga kejam kepada binatang.