Seiring dengan kemajuan teknologi, profesi content creator semakin booming. Mengapa hal itu terjadi? Masyarakat lebih menyukai visual yang bagus daripada tulisan yang panjang. Dengan telepon pintar, semua bisa diakses.
Data dari We Are Social and Hootsuite menyebutkan bahwa 170 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Tak heran jika profesi content creator tumbuh pesat. Sebut saja Atta Halilintar yang menghasilkan 8,7 Triliun Rupiah setahun. Untuk itu dia harus membayar pajak sebesar 87 Miliar Rupiah.
Apa itu content creator? Singkatnya adalah orang yang membuat konten. Definisi secara umum content creator yaitu sebutan bagi seseorang yang melahirkan berbagai materi konten baik berupa tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari dua atau lebih materi. Nah konten konten yang dibuat oleh para content creator itu biasanya dimuat di platform digital, seperti YouTube, Instagram, Snapchat, WordPress, dan sebagainya.
Brand atau produsen akan membayar content creator untuk mempromosikan produknya melalui media sosial yang dimiliki oleh content creator. Itulah mengapa seorang content creator lebih disukai jika mempunyai banyak followers.
Profesi ini yang aku geluti sekarang. Kalau tadinya hanya membuat konten tulisan di blog atau media, kemudian merambah membuat konten foto dan video untuk Instagram, YouTube dan Tiktok. Dari pembuatan konten itulah aku mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebagai seorang content creator, aku dituntut untuk lebih profesional. Dari waktu ke waktu aku terus belajar dan mengasah kemampuan agar bisa bersaing dengan para content creator lainnya. Harus diakui, butuh ketekunan dan inovasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
Aku lagi membuat konten (dok.pri by canva) |
Untuk menjadi seorang content creator, ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Mengikuti perkembangan tren sehingga mengetahui selera konsumen yang menjadi followers. Inilah yang diminta brand, bagaimana kita bisa menyajikan sesuatu untuk menarik konsumen dengan cara yang disukai mereka.
2. Belajar mengenai SEO (Search Engine Optimisation) yaitu upaya optimasi agar konten mudah ditemukan mesin pencari Google. Dengan demikian banyak orang yang mengetahui konten tersebut.
3. Melakukan riset tentang obyek dan sasaran yang dituju.
4. Belajar fotografi/videografi. Foto-foto dan video di media sosial tidak boleh sembarangan, harus memenuhi persyaratan etika dan estetika. Karena foto/video yang menarik akan memengaruhi orang lain untuk membeli produk tersebut.
5. Belajar editing. Setiap foto/video tidak langsung tayang. Kalau memerlukan revisi harus dilakukan editing agar lebih bagus dan sesuai dengan keinginan brand.
Tripod (dok.pri) |
6. Memiliki peralatan yang menunjang pekerjaan. Sangat baik jika memiliki kamera DSLR dan drone. Tapi setidaknya punya smartphone dengan spek tinggi, tongsis, tripod, koleksi properti dan sebagainya.
7. Membuat studio mini di rumah. Kalau tidak ada ruangan, cukup sebuah sudut ruangan yang memiliki cahaya agar menghasilkan foto yang bagus.
8. Provider yang menopang memasarkan produk melalui internet.
Namun bagi seorang content creator, yang paling menjadi kebutuhan adalah jaminan sinyal internet yang cepat dan stabil. Aku tidak bisa membuat konten seperti yang diharapkan jika jaringan internet lelet dan timbul tenggelam. Aku butuh internet yang kuat dan stabil Karena itu aku menggunakan Internetnya Indonesia yaitu IndiHome dari Telkom Indonesia. Dengan begitu aku bisa melakukan aktivitas tanpa batas. Dari IndiHome, kita bisa merasakan manfaat internet yang sebesar-besarnya.
IndiHome inilah yang membantu aku mencari referensi melalui internet. Referensi ini aku perlukan untuk menjadi dasar dari konten, memperkuat konten. Selain itu aku juga bisa belajar secara online, menambah ilmu dari teman-teman atau orang yang sudah lebih ahli dan berpengalaman. Hal ini hanya bisa terwujud dengan bantuan Internetnya Indonesia.
Mengunggah tulisan, foto dan video ke website dan media sosial juga membutuhkan jaringan internet yang kuat. Apalagi jika tujuannya luar negeri, di ujung dunia lainnya. Maka internet menjadi ujung tombak konten - konten yang aku buat.
Perlu diketahui, inilah kunci sukses seorang kreator:
1. Fokus pada satu bidang saja. Misalnya kita adalah penyuka makanan, maka buatlah konten tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Sehingga orang akan mengenal kita sebagai pakar di bidang tersebut.
2. Memahami sasaran audiens. Kalau tujuan pemasaran adalah kaum milenial, maka konten yang dibuat adalah yang memenuhi selera mereka. Misalnya menggunakan bahasa gaul dan pakaian yang khas digunakan kaum milenial.
3. Mempelajari tools yang ada di smartphone, laptop dan tablet yang digunakan. Aku prihatin dengan teman-teman yang tidak mengerti tools yang ada sehingga tidak bisa membuat konten secara maksimal.
4. Banyak membaca. Nah ini merupakan kekurangan orang Indonesia, khususnya orang yang ingin mencari cuan dengan konten. Seringkali sudah diberi penjelasan sebelumnya, tetapi karena malas membaca malah bertanya berulang kali.
5. Belajar dari konten orang lain. Aku sering memperhatikan konten orang lain yang lebih bagus. Kenapa dia bisa melakukannya, dan jangan malu untuk bertanya.
6. Tentukan tujuan. Ini menjadi target seorang content creator, apa yang mau dicapai. Setinggi apa pencapaian yang kita inginkan.
Memotret objek dengan smartphone |
Semua hal bisa memungkinkan dengan adanya IndiHome. Berhubungan dengan brand, klien, dan relasi sehingga memudahkan pekerjaan membuat konten. Terima kasih IndiHome, keberadaanmu sangat berarti bagiku. Aku bisa memaksimalkan konten berkat IndiHome.
Nah, kamu gimana? Yuk pakai IndiHome supaya bisa melakukan aktivitas tanpa batas, mengekspresikan diri dengan kreasi yang tinggi.
#InternetnyaIndonesia
#IndiHome
#AktivitasTanpaBatas
#IndiHomeBlogCompetition2022
Kalau belum tahu tentang IndiHome, bisa disimak melalui website ini:
Klik link ini https://indihome.co.id/