Saya menyimak di kolong jembatan (dok.pri) |
Puluhan penyair dan seniman Depok menggelar acara 'Segerobak Puisi Untuk Rakyat' atau disingkat SPUR, di Kolong Jembatan Flyover Jalan Arief Rahman Hakim Kota Depok, pada hari Minggu (26/6), dari pagi hingga sore.
Acara ini digelar kerjasama KSENGSEM (Koloni Seniman Ngopi Semeja) dan K3D (Komunitas Kampung Kite Depok) dan dihadiri oleh puluhan penyair dan seniman dari Jabodetabek antara lain Fanny J Poyk, Sihar Ramses Simatupang, Tora Kundera, Jimmy S Johansyah, Badri AQT, Bambang Betet, Tia Sulaiman, Santined, Rita Jassin, Jeffry Sumampaw, dan banyak lagi. Kebetulan saya mengenal dan diajak ikut "ngolong".
Alhasil dari acara seabrek seniman sastra dan musik tumpek bleg di kolong jembatan. Kesenian rakyat, itulah yang dianggap berbagai macam mata seniman. Persoalannya bukan ini seni rakyat tapi apakah rakyat merasa tergerak untuk berimplementasi memahami puisi sebagai bahan kontemplasi untuk memotivasi hidup lebih berarti. Punya daya hidup.
Seperti kata seorang penyair lawas bahwa, Dengan puisi bulan tergoncang, menetes darah hitam dari luka lama" (Kriapur). Mungkin ini harapan bagi para seniman sastra. Tanpa tempat yang ditawarkan atau perhatian dari para pemangku kebijakan, seniman bisa jalan, bisa berekspresi.
Hadir juga tamu kehormatan Ir.H. Nuroji yang merupakan Tokoh Budaya Betawi dan pendiri Sanggar Betawi Ngoempoel.Bang Nuroji sapaan akrabnya, memang dikenal sangat peduli pada dunia seni budaya.
Jimmy S Johansyah selaku salah satu penggagas acara ini, mengatakan bahwa acara ini merupakan oase bagi para seniman Depok untuk kembali berkumpul dan mengapresiasikan karya karyanya.
Tora Kundera yang juga hadir dan membacakan dua puisi di acara ini, mengatakan bahwa kita sebagai seniman bisa berkarya dan berekspresi dimana saja, termasuk di kolong jembatan ini. "Karena Depok kota metropolitan yang belum punya Gedung Kesenian, jadi ya kita para seniman Depok bisa membuat panggung dan acara seni budaya dimana saja, dengan keterbatasan ruang. Dan kolong jembatan ini jadi alternatif untuk kita pentas," ujar penyair yang mengagumi Wiji Thukul.
Terus berkarya di manapun berada. Puisi dan seni untuk menghidupkan kembali hati nurani.
#puisi
#seni
#kolongjembatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar