Diskusi Ruang Tengah "Giving With Impact" (dok.pri) |
Sejak kecil saya senang berbagi, memberikan sesuatu yang saya miliki untuk orang lain. Hal ini saya contoh dari almarhumah ibunda yang senang berbagi. Beliaulah yang gemar memberi kepada tetangga hingga tukang becak di ujung jalan. Bahkan jika membeli pada pedagang yang lewat, lebih karena kasihan, bukan karena kebutuhan.
Karena itu saya sudah mengenal zakat, infak, sedekah dan wakaf. Apalagi bapak seorang ulama yang dituakan di Depok. Saya banyak belajar agama dari buku-buku bapak, termasuk urusan berbagi yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Berbagi yang wajib adalah zakat, sedangkan lainnya bersifat Sunnah.
Alhamdulillah sifat berbagi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan umat muslim di Indonesia. Tidak heran jika pada tahun 2018 Indonesia dijuluki sebagai negara paling dermawan di seluruh dunia. Kita senang menolong dan sigap memberikan bantuan kepada siapa saja.
Namun jika masalah berbagi ini sudah mencakup skala besar, maka harus ada lembaga yang mengaturnya. Kalau dari pemerintah ada Badan Amil Zakat. Tetapi masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, tidak bisa mengandalkan satu lembaga saja. Maka ada lembaga-lembaga lain yang secara resmi juga menyalurkan zakat, infak, sedekah dan wakaf. Misalnya Dompet Dhuafa, BAZNAS,.
Sampai di mana kiprah lembaga-lembaga tersebut? Kadang terselip juga pertanyaan seperti itu. Ya, karena jumlah zakat, infak, sedekah dan wakaf yang disalurkan dalam jumlah besar, tentu harus ada pertanggungjawaban.
Giving With Impact
Kebetulan pada tanggal 7 Desember lalu, saya mengikuti diskusi "Giving With Impact" yang diselenggarakan oleh Forum Zakat. Bertempat di Kedai kopi A Cung, Sabang, Jakarta Pusat, hadir beberapa narasumber dari Forum Zakat, Dompet Dhuafa, BAZNAS serta relawan Chiki Fawzi, putri dari artis Ikang Fawzi dan Marissa Haque.
Diskusi ini menjadi pengantar gelaran *Indonesia Giving Fest 2022*, yang akan berlangsung 23-25 Desember 22 di Tennis indoor, Senayan Jakarta. Acara ini akan diikuti oleh 199 OPZ, anggota Forum Zakat dari 31 provinsi. Diharapkan dapat dihadiri oleh 15.000 pengunjung dalam tiga hari.
Setelah makan siang dan menikmati musik, acara dimulai pada sekitar pukul 14.00 WIB. Agus Budiyanto, Aris Darmansyah, Mohammad Nasir Tajang, Dian, dan Chiki Fawzi sudah duduk di depan menyampaikan presentasi.
Agus Budiyanto dari Forum Zakat mengatakan, Gerakan Zakat Indonesia memiliki dampak dan kontribusi dalam berbagai upaya penanganan hingga pemulihan di masyarakat. “Masyarakat Indonesia memiliki semangat berbagi dan gotong royong yang kuat yang kemudian didorong oleh upaya Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), yang didistribusikan kepada penerima manfaat menjadi program yang produktif".
Sementara itu, Aris Darmansyah,Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, menjelaskan,“Kegiatan Indonesia Giving Fest yang digelar menampilkan juga berbagai hasil dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh para OPZ . Ini akan menjadi suatu bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat terkait pengelolaan zakat. Selain itu, program-program pemberdayaan tersebut akan membuktikan bahwasannya hal itu bisa dilakukan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,”
Chiki Fawzi (dok.pri) |
Tak disangka, gadis cantik seperti Chiki Fawzi menjadi volunteer Dompet Dhuafa. Ia bercerita,“Selama saya ikut dalam aktivitas berbagi di berbagai daerah saya merasa ternyata berbuat baik itu bisa menjadi sumber kebahagian bagi kita sendiri. Ingat selalu kata Rasul, Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat. Jadi pada dasarnya semua orang itu bisa berbuat baik dan bisa menularkan kebaikan".
Moh. Nasir dari BAZNAS (dok.pri) |
Sedangkan M. Nasir Tajang, Pimpinan BAZNAS BAZIS Provinsi DKI Jakarta Bidang Kesekretariatan SDM dan Umum, menegaskan komitmen mereka untuk terus mengoptimalkan potensi Gerakan Zakat di Provinsi DKI Jakarta. Salah satu program seperti relokasi masyarakat korban kebakaran di Pasar Gembrong. Masyarakat yang sebelumnya kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran tersebut dibuatkan hunian layak menggunakan pengelolaan dana zakat. Di sisi lain, juga dilakukan pemulihan mental para korban.
Dian Mulyadi (dok.pri) |
Tampil terakhir adalah Dian Mulyadi selaku GM Komunikasi & Corporate Secretary Dompet Dhuafa. Nah, Dompet Dhuafa ini adalah OPZ yang saya percaya untuk menyalurkan infak dan sedekah. Memang Dompet Dhuafa telah lama berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Termasuk saat momen Idul Adha di saat pandemi, menggugah masyarakat yang ingin berbagi dengan berkurban.
Diskusi ruang tengah ini ditutup dengan tanya jawab dengan peserta yang terdiri dari wartawan dan blogger. Sosialisasi akan membantu membangkitkan semangat berbagi kepada masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar