Pohon dan buah Kepel (dok.pri) |
Siapa yang belum tahu buah Kepel? Tidak heran karena buah ini terhitung tanaman langka di zaman sekarang. Saya pun baru tahu belakangan ini gegara sebuah postingan di laman Facebook. Ternyata buah ini dikonsumsi oleh keluarga keraton, khususnya putri-putri raja.
Kenapa keluarga keraton menyukai buah ini? Rupanya buah Kepel mempunyai khasiat seperti deodoran, menghilangkan bau badan. Wah, selama ini saya hanya tahu daun kemangi yang dapat membuat bau badan menjadi harum. Inilah salah satu rahasia putri keraton. Pantas saja di lingkungan keraton terdapat pohon ini.
Buah Kepel (atau nama latinnya Stelechocarpus burahol) memang tidak begitu populer di masyarakat. Karena merupakan kesukaan keluarga Kerajaan, menjadi "tanaman bangsawan". Meskipun begitu, di Jogjakarta masih ada yang menanamnya di pekarangan rumah.
Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Pohon Kepel di beberapa daerah dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini disebut sebagai Kepel Apple. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.
Gara-gara tidak merakyat, kepel atau burahol menjadi tanaman langka. Kita harus menanyakan pada petani bibit yang menyemaikan buah ini. Nah, kenapa tidak jika kita melestarikannya kembali sebagai pohon buah yang unik dan bermanfaat.
Bentuk fisik
Buah ini sepintas mirip buah sawo dengan kulit berwarna coklat. Tetapi dalamnya berisi daging tipis berwarna kuning, dengan biji seperti biji salak. Buah ini manis jika benar-benar matang.
Buah Kepel bergantungan di batang pohon secara berkelompok. Kalau sudah tua, jatuh sendiri ke bawah. Bahkan ketika dipegang di batang pohon, langsung lepas dari tangkainya. Dikatakan matang jika empuk. Kalau tidak matang, rasanya agak pahit.
Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.
Pohon Kepel mempunyai tinggi hingga 25 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.
Daun Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12-27 cm dan lebar 5-9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.
Pohon Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka. Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.
Pohon Kepel menjadi salah satu pohon yang langka. Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon ini. Di sisi lain, banyak yang tidak menyukainya karena dagingnya sedikit dibandingkan dengan bijinya yang besar.
Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor dan Taman Buah Mekarsari. Di Taman Buah Mekarsari pohon kepel sudah ditanam sejak awal tahun 1995 bertepatan denan diresmikannya Taman Buah Mekarsari. Lokasi tanamannya berada di kebun buah Blok C. Jumlah tanamannya 30 pohon. Bulan April ini pohonnya sedang berbuah. Buah akan terus berlangsung sampai awal Juni 2017. Untuk menuju ke tempat tersebut Anda dapat mengikuti rute wisata yang ada di Taman Buah Mekarsari.
Buah Kepel yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal.
Ada di Bogor
Kebetulan salah satu sahabat penulis yang tinggal di kota Bogor, memiliki pohon ini. Ketika tahu saya mencari pohon ini, dia mengundang saya ke rumahnya. Saya pun tak menyia-nyiakan undangan ini.
Pohon kepel tegak berdiri di pojok halaman rumah teman saya dengan buah berlimpah. Sebagian sudah jatuh ke bumi, di antara dedaunan dan akar. Saya memungut yang terjatuh, mengumpulkan di dalam dua kantong. Saya panen buah kepel di rumah teman. Asyik kan.
Ayo tanam buah kepel. Manfaat lain dari buah ini, selain sebagai deodoran juga memperlancar urine. Daunnya digunakan untuk mengobati asam urat dan kolesterol. Sedangkan batang kayunya bisa digunakan sebagai bahan rumah tangga. Jika punya halaman luas, pohon ini sangat cocok ditempatkan di sudut.
Buah kepel (dok.pri) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar