Rizki Dwi Darmawan (dok.swa) |
Sedari muda sudah kreatif dan inovatif, itulah Rizki Dwi Darmawan, peraih penghargaan Astra Internasional, SATU Indonesia award tahun 2013 bidang kewirausahaan. Meskipun saat itu masih berstatus mahasiswa, ia mampu menggerakkan penderes Nira di sekitarnya untuk membuat gula Jawa Kristal.
Bisnis ini dimulai bersama dengan teman-teman kuliah. Pada mulanya ia tertarik ketika melihat warga sekitarnya yang mayoritas penderes, menyuplai nira untuk dijadikan gula. Hasil produksi Nira di desa itu memang melimpah. Tetapi produksi nira hanya stop sampai pada gula merah saja. Padahal banyak produk itu dijumpai di pasar-pasar.
Maka Rizki Dwi Darmawan terpikir untuk memproduksi gula merah dalam bentuk kristal. Sesuatu yang belum dikenal oleh penderes setempat. Usahanya berhasil, kini ia telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat desanya sendiri. Keyakinan Rizki, bisnis gula kristal ini bisa sampai pasar manca negara.
Rizki mempelajari cara membuat gula kristal ketika masih berada di Surabaya. Ia pun melihat di hotel-hotel ada gula pasir cokelat, tapi ternyata itu hanya gula pasir biasa yang dikasih warna cokelat. Pemuda ini menemukan bahwa gula kristal lebih awet dari gula batok yang diproduksi dari penderes Nira.
Gula batok biasa itu umurnya pendek, hanya sekitar 2 sampai 3 minggu lalu lembab dan menjamur dalam dua bulan sudah. Kalau gula kristal ini berbentuk serbuk seperti gula pasir bisa sampai 1,5 tahun. Ini karena kadar air yang ada di gula kristal rendah di bawah 3 persen tanpa bahan pengawet.
Tidak dipercaya
Pada awalnya Rizki mengalami hambatan dari para petani penderes tidak yakin dengan idenya. Mereka takut prosesnya sulit dan jadi merugi. Di sinilah kerja keras Rizki, butuh waktu satu tahun untuk meyakinkan mereka.
"Sekarang beberapa yang mengelola manajemen dan operasional di bawah payung CV Mekanira Nusantara, " cerita Rizki. Sedangkan nama brand gula kristal tersebut adalah Sweet Java.
Kini Rizki dan kawan-kawan mendistribusikan nira kristal ini hingga Selandia Baru dan Kanada. Produksi untuk eksportir rata-rata 2 ton per bulan sedangkan produksi untuk pasar domestik masih fluktuatif.
Jumlah petani penderes sudah lebih dari 300 orang. Di samping menggenjot produksi, Rizki juga menekankan kebersihan dalam berproduksi, karena memberikan pengaruh pada kualitas Nira. Cara membuat gula kristal adalah memanaskan gula jawa terlebih dahulu. Dahulu hanya menggunakan sinar matahari, sekarang sudah pakai oven.
Ada dua jenis gula kristal yang diproduksi. Satu dalam bentuk sachet dan satunya refill. Sachet digunakan untuk minuman, sedangkan refill untuk masak. Satu kotak harganya Rp 25 ribu. Sehingga omzet bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.
Cita-cita Rizki, gula kristal ini menjadi produk yang dikenal sebagai gula sehat. Ia berharap perusahaan ini akan besar di daerah bukan di kota-kota. Selain memasuki pasar dalam negeri dan tersedia di supermarket besar, pada akhirnya merambah ekspor ke mancanegara.
Rizki Dwi Darmawan (dok.caknun.com) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar