Sabtu, 07 September 2024

Harta, Tahta dan Wanita Dalam Adat Batak

Talk show Ina Rahman dan Martha Simanjuntak (dok.pri)

Istilah Harta, Tahta, dan Wanita ditujukan pada kaum  laki- laki. Bagaimana cara pandang laki-laki terhadap wanita, khususnya pada pasangan hidupnya. 

Dalam konsep lazim, seorang suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga.  Tahta kedudukan suami dalam melakukan pencapaian strata sosial. Wanita merupakan pasangan hidup dalam mengelola rumah tangga.  

Tetapi yang sering terjadi, harta menjadi godaan yang bisa menjerumuskan   laki-laki. Sehingga untuk mendapatkan harta, dia rela melakukan korupsi atau penipuan yang melanggar hukum. Begitu pula dengan tahta, memungkinkan laki-laki melakukan hal-hal yang melanggar hukum untuk memenuhi hasratnya . Adanya wanita bisa menjadi godaan paling berat untuk tidak setia. 

Ketika memasuki   jenjang pernikahan, sebaiknya  pelajari karakter calon suami. Ini untuk menghadapi godaan  Harta, Tahta, dan Wanita. Khususnya pada suku Batak karena nama marga laki-laki  yang akan dipakai pada anak-anak yang terlahir dari pasangan dengan suami suku Batak.

Pada umumnya, suku Batak tetap menjalankan adat istiadat mereka. Meskipun ada sedikit perubahan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan Batak muslim mengikuti hukum agama. Tetapi memang kuatnya budaya patriarki menjadi ganjalan bagi wanita untuk mendapatkan hak-haknya.

Pada kasus orang tua meninggal, banyak masalah yang timbul. Selama orang tua yang meninggal tidak membuat surat wasiat, yang berlaku bagi non muslim adalah hukum positif negara. Sedangkan untuk yang muslim menggunakan hukum agama (Islam). Namun ada juga yang menggunakan hukum adat. Sebaiknya yang digunakan berdasar kesepakatan semua pihak. Karena adat tiap suku beda-beda.

Rata-rata hukum waris menetapkan sebagian besar harta untuk anak laki-laki. Bila dirasa kurang adil, jalan tengahnya, orang tua memberikan perhiasan kepada anak perempuan, orang tua sering. Meskipun secara nominal mungkin tidak sebesar warisan lainnya. Ternyata perempuan Batak yang menikah dengan laki-laki non Batak, masih bisa mendapatkan hak waris dari orang tua angkatnya.

Mengenai Tahta, lazimnya adat mewajibkan laki-laki lebih tinggi jabatan atau pangkatnya dari istri. Juga saudara tua sebaiknya memiliki jabatan atau pangkat yang lebih tinggi.Itulah sebabnya pada perusahaan keluarga, sering terjadi suami menjadi Presiden Direktur, sedangkan istri hanya menjadi Direktur. Seorang kakak menjadi Presiden Direktur, adik-adiknya menjadi Direktur saja.

Martha Simanjuntak dan Ina Rachman (dok.pri)


Pada dasarnya adat Batak tidak mengekang wanita untuk meniti karier, walaupun sudah berkeluarga. Banyak laki-laki yang bangga memiliki isteri pintar, karena keluarga akan terangkat statusnya. Kalau ada yang membatasi istri, maka itu karena sang suami masih berpandangan patriarki.

Batak sering dipandang melakukan diskrimasi terhadap perempuan karena adat. Namun itu biasanya mereka  yang masih tinggal di kampung atau desa. Yang sudah tinggal di kota sudah bisa menerima perubahan.


Wedding Batak Exhibition 

Talk show di atas dalam rangka Wedding Batak Exhibition 2024, Merayakan Budaya Batak dan Menginspirasi Generasi Muda di Jakarta. Pameran yang berlangsung tanggal 7-8 September 2024 di Smesco Convention Hall. 

Peresmian (dok.pri)


Helaparumaen dan Chathaulos adalah penyelenggara Wedding Batak Exhibition 2024. Ini merupakan acara perdana yang digelar di Indonesia untuk merayakan dan mempromosikan kekayaan budaya Batak. Masyarakat luas bebas menyaksikan dan bagaimana pesona tradisi Batak dalam berbagai bentuk.

Menurut Martha Simanjuntak, Project Director WBE 2024, acara ini bertujuan lebih dari sekadar pameran.

"Ini adalah platform yang dirancang untuk mempertemukan para vendor pernikahan Batak dan nasional dengan calon mempelai, sekaligus memberikan ruang bagi talenta muda untuk menampilkan keterampilan dan kreativitas mereka dalam fashion, musik, dan tarian tradisional Batak," jelasnya.

"Kami ingin mengangkat UKM ekonomi kreatif yang bergerak di berbagai sektor pendukung serta melestarikan dan memperkenalkan budaya Batak kepada masyarakat luas."

Gerai UMKM (dok.pri)

Selain itu itu, Wedding Batak Exhibition 2024 juga mengusung misi budaya yang lebih besar. Acara ini diharapkan menjadi gerakan budaya untuk mempertahankan identitas bangsa melalui budaya Batak. Ada lima budaya Batak utama; Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Kita bisa melihat kekayaan tradisi pernikahan Batak yang unik dan beragam.

"Batak untuk Indonesia" menjadi tagline yang menggema dalam acara ini, menegaskan bahwa budaya Batak dengan segala tradisi, adat, dan nilai-nilainya berkontribusi signifikan dalam memperkaya keragaman budaya Indonesia, mampu memberikan inspirasi dan nilai-nilai yang dapat diapresiasi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Di depan UMKM (dok.pri)


Hongkia Doni Silalahi sebagai Program Director WBE 2024 juga menyampaikan acara ini dirancang untuk menyoroti talenta-talenta muda dan memberikan panggung bagi mereka untuk bersinar, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai budaya Batak secara mendalam.

Helaparumaen dan Chathaulos, dua organisasi yang berdedikasi untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Batak. Keduanya berkomitmen untuk menyediakan platform bagi masyarakat Batak dan masyarakat luas untuk belajar, menghargai, dan merayakan budaya dan tradisi Batak.

Saya dan teman-teman blogger (dok.pri)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar