Minggu, 13 Oktober 2024

Jadilah Penerang Seperti Harianto Albarr

Harianto Albarr (dok.harianbarru)

 Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah yang kita ingat dari salah satu pahlawan Nasional, Ibu RA Kartini. Namun ada seorang pemuda yang betul-betul menjadi penerang bagi desanya yang gelap gulita karena tidak mendapatkan aliran listrik. Dia adalah Harianto Albarr. 

Harianto La Sossong Albarr, merupakan alumni Universitas Negeri Makassar jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Pada saat liburan kuliah pada tahun 2008, Hari mulai tergerak untuk membuat pembangkit listrik untuk  desanya tercinta. Pemuda ini sadar bahwa  bahwa salah satu faktor yang menghambat kemajuan di desa asalnya adalah ketiadaan sumber listrik. Jangankan menonton televisi, sumber penerangan saat gelap pun tidak dapat terpenuhi secara merata di Desa Bacu Bacu, Makassar,Sulawesi Selatan.

 Meskipun pengetahuan Hari masih sangat  terbatas, ia berpikir keras bagaimana caranya agar desa tersebut keluar dari kegelapan. Harianto Albarr tercatat sebagai pemuda pertama yang meneruskan pendidikan hingga perguruan tinggi. Ia kemudian  mulai mempelajari berbagai teknik pembuatan pembangkit listrik dari sejumlah literatur.

Harianto Albarr (dok.suara Celebes)

Tidak mudah mewujudkan kehadiran listrik di desa yang terpencil. Ia harus belajar banyak, bukan hanya membaca berbagai literatur, tapi juga mempelajari sekelilingnya. Sebab kondisi alam desa belum tentu sama dengan tempat lainnya. 

Dengan menyesuaikan  kondisi alam berikut potensi yang dimiliki wilayah tempat tinggalnya, Hari lalu memilih pembangkit listrik Mikrohidro sebagai solusi. Pada mulanya, banyak warga yang meremehkan upaya Hari. Tak mereka sangka Hari menciptakan  sebuah turbin pembangkit listrik,  menghasilkan daya  listrik bagi Desa Bacu Bacu. Bersama beberapa orang rekannya, Hari membuat sebuah kincir air sederhana menggunakan berbagai barang yang dapat ditemukan.

Listrik yang dihasilkan memang belum sampai 1000 watt, namun ternyata pembangkit listrik sederhana itu sudah bisa menerangi desa Bacu-bacu saat malam hari. Kini setelah tahun-tahun berikutnya, Desa Bacu Bacu tak lagi menjadi daerah yang gelap, tapi terang dengan listrik mengalir. 

Pada tahun 2016 secara resmi Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah masuk dan memberikan aliran  listrik. Namun Desa Bacu Bacu tetap menggunakan pembangkit listrik gagasan Harianto Albarr. Hal ini tetap diperlukan mengingat listrik dari PLN tidak mengalir setiap saat. Bahkan, dengan hasil daya listrik yang jauh lebih besar dari tahun 2008, Desa Bacu Bacu sudah memiliki kelompok perwakilan warga yang mengelola penggunaan pembangkit listrik tersebut.


Harianto Albarr dalam aktivitas lain (dok.harianto)


Berkat Harianto Albarr, desa Bacu-bacu tidak kekurangan cahaya penerang. Pemuda ini sudah memberikan sumbangsihnya bagi masyarakat tempatnya berasal sehingga kehidupan di sana pun berangsur membaik. Tidak heran jika perusahaan dan yayasan yang didirikannya, menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2012.

Penghargaan untuk bidang teknologi ini, Harianto Albarr sudah memperkenalkan karyanya hingga desa-desa di daerah lain seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Hari berharap, cara yang diterapkan oleh desanya juga dapat bermanfaat pada puluhan ribu desa di seluruh Indonesia yang belum dialiri listrik.


Berada di alam pedesaan (dok.harianto)

Kiprah Harianto Albarr tidak berhenti sampai di situ. Supaya bisa berbuat banyak kepada masyarakat, maka Hari terjun ke dunia politik. Ia menjadi caleg dari PKS pada Pemilu legislatif yang lalu. Dia pun menjadi calon Bupati untuk Pilkada mendatang. 

Karya nyata Harianto Albarr diakui oleh masyarakat. Dia telah memberikan manfaat bagi rakyat kecil di pedesaan. Indonesia sangat membutuhkan pemuda-pemuda kreatif seperti Hari. 

Sabtu, 12 Oktober 2024

Terbebas dari Nyamuk ala Andi Suryansah

 


Andi Suryansah (dok.grid.id)

Siapakah yang senang jika menjadi sasaran gigitan nyamuk? Aku adalah orang yang paling sebal dengan nyamuk, sebab pernah menderita sakit demam berdarah gara-gara nyamuk. aku juga tak bisa tidur jika diganggu nyamuk, meskipun hanya seekor. gigitannya sangat terasa di kulit, apalagi kalau nyamuk itu juga berdenging di telinga. Aku sering insomnia karena nyamuk.

Bagiku, suatu hal yang menakjubkan ketika ada orang yang menemukan cara membasmi nyamuk dengan efektif. Wah, ini dia yang aku cari selama ini. Ternyata seorang laki-laki bernama Andi Suryansah berhasil menemukan cara jitu untuk membasmi nyamuk.

Sebagaimana kita ketahui, pada musim hujan  nyamuk keluar mencari mangsa manusia. Air yang berlimpah dan suasana lembab menjadikan nyamuk sangat cepat berkembang biak. Nyamuk menyebarkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria dan Zika. oleh karena itu butuh alat atau obat yang bisa membasmi dan memusnahkan hama nyamuk.

Serbuan  nyamuk, memunculkan suatu ide bagi  pemuda Andy Suryansah salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2013. Berawal dari banyaknya warga yang menjadi korban demam berdarah di  kampung halamannya yaitu Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Ia terdorong membantu membuat alat yang dapat mengusir hingga membunuh nyamuk.

Andi menuntut  ilmu yang di di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan jurusan Teknik Komputer. Ini menjadi dasar yang  memudahkan Andi merakit alat yang dapat menumpas habis hewan kecil penghisap darah manusia tersebut. Namun bekal dari ilmu kuliah saja, tidak memuluskan pembuatan alat pembasmi nyamuk, dan membuat Andi agak kebingungan. Meskipun tidak menemukan hal yang dapat membantu membuat alatnya, Andi tetap berusaha untuk mencapai tujuannya membantu masyarakat. Berkat keuletan dan kegigihan mencari tambahan ide yaitu membaca literatur dan bertanya dosen yang berkaitan dengan alat pembasmi nyamuk.

dari  berbagai literatur, hanya sedikit yang bisa digunakan untuk menambah keberhasilan pembuatan alat. Selain itu juga Andi mencari cara menirukan suara nyamuk untuk menarik perhatian dengan alat yang dibuatnya.

Andi menemui fakta bahwa sumber berkembangbiaknya nyamuk adalah nyamuk betina. Dengan bukti yang ditemukan Andi, target yang harus dicapai yaitu bagaimana cara mendatangkan nyamuk betina dan membinasakan semua nyamuk yang ada.

"Saya berusaha memancing nyamuk betina dengan meniru suara nyamuk jantan di alat yang saya buat ini. Karena, nyamuk betina itu pasti datang apabila mendengar suara nyamuk jantan. Sama seperti manusia, apabila ada perempuan cantik pasti akan banyak pria yang mendekati, "Andi menerangkan.

Andi terus berusaha untuk menyempurnakan alat buatannya. Salah satunya mempelajari bagaimana kebiasaan nyamuk yang menyukai cahaya dan suara nyamuk jantan. Riset dan mempelajari hal baru selama kurang lebih satu tahun, tanpa menyerah demi masyarakat bebas dari ancaman nyamuk yang tiap musim selalu mengakibatkan tersebarnya penyakit berbahaya.

 Kegigihan Andi membuahkan hasil, ia berhasil menciptakan alat pemusnah nyamuk berbentuk kotak terbuat dari kayu jati dan dialasi oleh kasa. dan dinamakan Falle. Alat Falle mengusung konsep penggabungan dua teknologi yaitu Audiosonik dan Ultraviolet. Alat tersebut harus selalu tersambung listrik agar berfungsi dan memiliki dua tombol.

"Tombol pertama untuk menghidupkan lampu ultraviolet dan tombol kedua untuk menghidupkan suara audiosonik. Apabila suara audiosonik sudah dihidupkan, maka nyamuk betina pasti datang. Pertama karena suara tersebut dan kedua karena ada cahaya dari dalam kotak. Setelah nyamuk betina hinggap ke kawat kasa, maka rangkaian penyengat akan bekerja dan membasmi nyamuk, "urai Andi.

Dengan kerja keras dan keuletannya, Andi menyelamatkan masyarakat, khususnya kampung halamannya dari penyakit demam berdarah akibat nyamuk. Sekarang nyamuk sedikit demi sedikit musnah, dan tidak meresahkan kembali karena ada alat Falle buatan Andi. Meskipun sudah baik sehingga dapat meminimalisir adanya nyamuk, tetapi Andi tetap berusaha untuk berinovasi mengembangkan alat yang dibuatnya.

Alat Falle hanya diperuntukkan untuk ruangan 4x4 meter. Sehingga jika digunakan di ruangan yang lebih lebar, kemampuannya berkurangsehingga alat tidak maksimal mendatangkan nyamuk betina. Meskipun begitu alat yang dibuat Andi diyakini tidak gampang rusak dan tahan lama.

Falle buatan Andi, saat ini sudah dapat dijual secara umum dan bisa dibeli dengan harga Rp. 300.000 Ribu per unit. Namun, Produksi dari alat yang dibuatnya tidak terlalu banyak untuk memenuhi pasar sekitar 50-100 per bulan.

Andi dan Falle (dok.astra)


Alat Pembasmi Nyamuk buatan Andi Suryansah telah memenangkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2013 di bidang teknologi oleh PT Astra International. Dengan semangat yang dibuatnya Andi berkeinginan untuk melanjutkan dan mengembangkan Alat Falle melalui dana tambahan dari kemenangannya.

"Uang yang saya terima dari SATU Indonesia Awards 2013 telah  digunakan untuk mengembangkan Falle dan sebagian lagi digunakan untuk membuat alat yang bisa mendatangkan ikan tuna. Dengan alat ini, maka nelayan bisa terbantu untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak," kata Andi optimis.

Andi Suryansah telah membuktikan bahwa kegigihan yang dilakukan untuk membantu masyarakat, akan membuahkan hasil jika dalam diri sendiri telah ditanamkan rasa tidak mudah menyerah mewujudkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.

Andi Suryansah (dok.gnfi)