Idham dan proyek kapalnya (dok.idham) |
Kita tahu Indonesia adalah negara kepulauan, dua pertiga dari wilayahnya berupa lautan. Sangat disayangkan dalam sepuluh tahun terakhir laut Indonesia dicemari oleh sampah. Bahkan pantai-pantai yang indah menjadi kotor dan kumuh karena tumpukan sampah. Boleh dibilang, sekarang sudah darurat sampah.
Hal ini mencemaskan seorang pemuda bernama Idham Aulia . Dia dan teman-temannya kemudian berpikir keras bagaimana mengatasi hal tersebut. Mereka lalu menciptakan Kapal Pembersih Sampah karena prihatin dengan pencemaran yang terjadi di laut.
Sampah-sampah yang ditemukan biasanya didominasi oleh sampah plastik. Ketergantungan dalam menggunakan plastik sekali pakai yang menjadikan persoalan ini berlarut dari tahun ke tahun. Berbagai upaya juga sudah dilakukan untuk mencegah penumpukan sampah plastik.
Idham ketika itu adalah mahasiswa Teknologi Kelautan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) yang menerima penghargaan Satu Indonesia Awards 2014 dalam bidang Teknologi. Kapal pembersih sampah yang bisa disebut dengan nama The Ganers diciptakan oleh Idham beserta empat temannya. Sebuah kapal pembersih sampah dibuat untuk perairan dangkal di Teluk Jakarta Utara.
"Saat ini kapal yang digunakan untuk membersihkan sampah justru kapal tanker yang tak bisa beroperasi di perairan dangkal,” kata Idham yang bercita-cita ingin menjadi Menteri Kelautan.
Bermula dari ide dasar membuat kapal pembersih sampah yang dibuat dengan lambung tengah yang terbuka. Dengan demikian sampah bisa terperangkap di sana, kemudian dikelola langsung di kapal tersebut.
Teluk Jakarta sebagai perairan yang berada dekat dengan Jakarta sebagai ibukota dan area industri, yang merupakan salah satu perairan di Indonesia yang padat dengan banyak kegiatan manusia, menjadi proyek Idham. Tentu saja, tak hanya Teluk Jakarta Utara kelak yang bisa dibersihkan oleh The Ganers.
Idham dan team menciptakan the Ganers (dok.idham) |
Mengapa banyak sampah plastik?
Tidak dapat dipungkiri bahwa plastik menjadi salah satu masalah besar bagi laut dunia, khususnya di Indonesia.Barang-barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terbuat dari plastik, seperti tas kresek, sedotan, kantong, lalu juga ada styrofoam, dan sampah rumah tangga lainnya. Masyarakat yang tidak disiplin justru membuangnya di aliran sungai atau got, yang kemudian mengalir ke sungai, dan berakhir di laut.
Kenyataan yang menyedihkan bahwa manusia telah ketergantungan dengan produk plastik. Selain mudah diproduksi dan tahan lama, harga jual plastik juga relatif terjangkau harganya. Plastik meringankan pekerjaan mencuci piring dan gelas karena cuma sekali pakai.
Memang ada upaya untuk meminimalisir penggunaan plastik. Sekarang ini terdapat beberapa kebijakan yang diterapkan di beberapa daerah seperti pengadaan plastik berbayar, peniadaan sedotan plastik di berbagai restoran. Namun orang yang mau melakukan hal itu masih jauh dari harapan.
Pencemaran laut tidak dapat dipandang hanya sebagai permasalahan yang terjadi di laut saja, karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan dan terpengaruh satu dengan yang lainnya. Kegiatan manusia yang sebagian besar dilakukan di daratan, disadari atau tidak, secara langsung maupun tidak langsung, berdampak terhadap laut dan ekosistemnya.
The Ganers, kapal pembersih sampah (dok.idham) |
Fakta menunjukkan sekitar 80 persen dari sampah yang ditemukan di laut adalah plastik. Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut sangat berbahaya untuk satwa laut dan perikanan.
Pembuatan The Ganers
Biaya untuk memproduksi satu unit "The Ganers" memang cukup mahal, sekitar Rp. 800 juta. Namun, bila mempertimbangkan aspek luas lain seperti efektifitas serta efisiensi kerja, maka terbilang "worth it". Tidak sia-sia dana sebesar itu untuk kebermanfaatan jangka panjang.
Hingga sekarang, karya teknologi yang bermanfaat dari para mahasiswa ITS ini masih terus diperkenalkan dengan harapan suatu hari dapat diproduksi dan bermanfaat banyak bagi wilayah perairan Indonesia lainnya. Kemudian dicarikan solusi agar bisa diproduksi secara massal sehingga biaya menjadi lebih murah.
Berkat karya teknologi yang memberikan solusi pembersih sampah di laut, menjadikan Idham Aulia sebagai salah satu penerima apresiasi pada Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014. Setelah menerima apresiasi, Idham terus berinovasi dan mengembangkan pengetahuannya di bidang kelautan untuk menyempurnakan karyanya sehingga dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dia masih menyimpan cita-cita kelak menjadi menteri kelautan.
Mudah mudahan tercapai cita-cita Idham Aulia. Kita butuh generasi muda yang inovatif dan kreatif untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.
Idham dalam penelitian (dok.idham) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar