Yoga Pratama (dok.haluanbali) |
Sebagai negara kelautan, Indonesia dianugerahi hasil laut berlimpah. Masyarakat pesisir di beberapa daerah Indonesia mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk menyambung hidup, tidak terkecuali di Bali. Namun, nelayan- nelayan kecil di Bali pada awalnya terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mencari ikan karena hanya bermodalkan insting dan pengalaman di laut.
Kemudian perairan laut tersebut tidak bisa menjanjikan karena adanya, kapal besar yang mampu mengambil hasil laut lebih banyak. Akibatnya, hal ini bisa membuat mereka kesulitan mendapatkan hasil tangkapan ikan yang optimal. Itu sebabnya, kehidupan nelayan sebenarnya tidak benar-benar makmur meski potensi hasil laut Indonesia melimpah.
Untunglah ada seseorang yang peduli dan memikirkan nasib para nelayan. Dia adalah seorang pemuda dengan latar belakang information technology (IT), mengerahkan kemampuannya untuk membantu para nelayan kecil di Bali menangkap ikan lebih banyak dengan bantuan aplikasi ponsel. Dialah I Gede Merta Yoga Pratama.
Berawal dari praktik kerja lapangan, I Gede Merta Yoga Pratama memiliki ide yang mampu membantu nelayan mencari ikan secara optimal. Ia bersama sembilan temannya membuat aplikasi bernama Fish Go. Melalui aplikasi ini, nelayan mampu memetakan jenis ikan di suatu wilayah tangkapan.
Sebetulnya ide tersebut sudah muncul sejak tahun 2015. Lalu mencoba diwujudkan setahun kemudian bersama teman-temannya. Hingga 2018, aplikasi Fish Go telah mendapat berbagai penghargaan di kompetisi regional dan nasional. Harapan mereka, ingin menyejahterakan nelayan dengan aplikasi yang mereka rancang. Kita simak bagaimana kisah Yoga Pratama dan tim Fish Go membantu nelayan daerah.
Yoga Pratama dan aplikasi Fish Go (dok.lpdp) |
Bagaimana fish go bermula
Ternyata Fish Go muncul dari keresahan mereka akan kondisi nelayan Indonesia, khususnya Provinsi Bali. Kita ketahui, Indonesia memiliki potensi yang melimpah di bidang kelautan dan perikanan karena luas laut Indonesia yang luar biasa.
Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), 20% masyarakat kurang mampu di Indonesia itu bermata pencaharian sebagai nelayan. Ini sungguh suatu ironi, Indonesia yang dua per tiga wilayahnya laut, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan, malah merupakan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.
Yoga Pratama melakukan praktik kerja di Balai Penelitian dan Observasi Laut di daerah Jembrana, Bali. "Saya mendapatkan ilmu bahwa daerah potensi penangkapan ikan dapat diprediksi lewat citra satelit yang didapat dari data karakteristik ikan."
Akhirnya, mereka menggunakan data selama 10 tahun terakhir untuk menghasilkan peta daerah prediksi dengan hasil akurasi yang baik. Ibaratnya, dari 10 trip, yang tujuh gagal. Kita perkecil sampai lima trip gagal, terus menerus kita lakukan, sampai mendapatkan akurasi terbaik. Sebagian besar persentase dana, kami alokasikan untuk penelitian di laut dan pengembangan aplikasi.
Yoga menerangkan Fish and Go (dok.lpdp) |
Meskipun Fish Go secara ide sudah muncul sejak 2015, tetapi baru mulai mengikuti kompetisi dari 2016, dari tingkat provinsi regional hingga nasional. Kemudian Fish Go mulai berkembang semenjak memenangkan kompetisi Innovation Festival di 2017.
Apa saja manfaat Fish Go? Daerah potensial penangkapan, rute penangkapan, dan waktu penangkapan terbaik. Fish Go mudah digunakan nelayan dengan memberikan daerah potensial penangkapan hingga tingkat spesies. Pemberian rute penangkapan sehingga membantu nelayan mengestimasi bahan bakar yang akan digunakan.
Memang ada aplikasi yang karakternya sejenis dengan Fish Go, tapi tidak spesifik hingga sampai ke jenis ikan, resolusi spasialnya lebih luas, sedangkan Fish Go lebih spesifik.
Kendalanya, jika melebihi 6-9 mil kadang terjadi permasalahan sinyal. Jadi, diatasi dengan penggunaan GPS eksternal yang sudah disiapkan sebelumnya, koordinat yang didapatkan dari aplikasi Fish Go.
I Gede Merta Yoga Pratama dengan aplikasi yang diciptakan (dok.astra) |
Sosialisasi Fish Go kepada nelayan
Yoga Pratama dan rekan-rekannya melakukan pendekatan dengan turun langsung ke lapangan ikut melaut dengan nelayan dan mengarahkan. Dimulai dari satu nelayan, setelah itu menyebar ketika sudah melihat hasil yang bisa ditawarkan. Mereka melakukan uji coba di kelompok-kelompok nelayan Kabupaten Badung dan Karangasem, khususnya di Desa Seraya.
Bagusnya, nelayan tidak wajib memiliki ponsel android. Nelayan beroperasi mencari ikan tidak satu kapal saja, tetapi berkelompok, setiap satu kelompok nelayan memiliki satu ponsel android saja sudah cukup. Mereka bisa berbagi.
Langkah selanjutnya, Yoga Pratama dan tim ingin membantu bukan hanya sebagai penyedia jasa penunjuk arah daerah, prediksi, melainkan juga ingin membantu nelayan memasarkan ikannya ke masyarakat luas.
Targetnya , Fish Go bisa diaplikasikan di seluruh Indonesia. Namun, untuk mencapai target itu perlu penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut, terutama terkait dengan karakteristik perairan di tiap-tiap daerah di Indonesia.
"Kami membutuhkan campur tangan pemerintah setempat maupun pusat, untuk mendukung penelitian kami ini," kata Yoga.
Mereka berharap Fish Go mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya nelayan, dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Tentu akan lebih baik jika terkoneksi ke sektor yang terkait, yakni sektor kelautan dan perikanan. Fish Go tidak bisa berdiri sendiri, untuk membuat perubahan, dibutuhkan gerakan masif dari seluruh generasi muda di Indonesia untuk membantu menumbuhkan kesadaran bahwa teknologi bisa membantu kehidupan nelayan-nelayan di Indonesia.
Masyarakat Bali sudah merasakan manfaat dari aplikasi ini. Sekitar 50 orang nelayan yang menggunakan Fish Go sangat bersyukur karena perolehan hasil tangkapan nelayan pun meningkat dari 40-60kg per hari menjadi 100 kg per hari.
Karya Fish Go ini, menjadikan Yoga sebagai sosok penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 bidang teknologi. Sebagaimana diketahui, Astra internasional selalu memberikan apresiasi kepada orang-orang yang berprestasi, berinovasi untuk memajukan negeri.
I Gede Merta Yoga Pratama dengan Penghargaan dari Astra (dok.astra) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar